Gemalampung.com, Tulang Bawang – Terkait dengan pemberitaan – pemberitaan dari media beberapa waktu yang lalu dibalik kelangkaan BBM premium yang di adukan oleh masyarakat Tuba terhadap ketua DPC pospera Tuba, tidak mengubah SPBU Terminal menggala menjadi lebih baik dan teratur.
Faktanya, sampai hari ini tidak ada perubahan dari pihak SPBU mengenai larangan pengecoran kepada pihak ketiga, bagaimana tidak sampai saat ini semua kegiatan pengecoran tersebut masih berlangsung dan terkesan tidak mendengarkan aspirasi masyarakat tuba, hal ini diduga pihak SPBU mencari keuntungan pribadi dari minyak BBM premium yang bersubsidi. (22/6/2017)
Mengenai adanya kegiatan pengecoran tersebut di akui oleh pihak SPBU.
Dengan ketua DPC pospera beberapa waktu yang lalu, Heri selaku pengawas SPBU teminal menggala ini bahkan membenarkan bahwa pihak SPBU ini mengadakan pengecoran untuk masyarakat di luar jangkau tapi itu hanya sedikit, sedang kan 70% BBM jenis premium untuk masyarakat menggala dan para kendaraan yang mengisi langsung.
Tapi sampai sekarang pemberitaan yang di muat di media ini dan beberapa media lain nya lagi, terkesan sebagian dari media lainnya tidak pernah lagi akan menggubis permasalahan ini, seakan – akan pihak SPBU dan rekan-rekan lainnya tidak ada masalah bahkan tidak ada keluhan dari masyarakat yang dimuat dalam pemberitaan selanjutnya.
Lebih jauh lagi , pihak SPBU di hubungi oleh pihak media ini tidak bisa ditemui, dengan alasan lagi di rumah sakit, dan tim kami pun ingin meminta waktu untuk bertemu untuk menanyakan kelangkaan Bahan bakar ini, namun tidak ada jawaban,
sampai saat ini di hubungi melalui via WA pun tidak ada jawaban, sampai terbitnya pemberitaan ini belum ada jawaban dari pihak SPBU Terminal menggala.
Lebih lagi masyarakat yang enggan disebutkan, “kami mengira kuat dugaan pihak SPBU ini masih melakukan pengecoran secara diam – diam kerena beberapa hari yang lalu kami mengisi Bahan bakar premium selalu kosong, dan selalu ada plang yang bertuliskan, “MAAF PRIMIUM SAAT INI HABIS” dan setiap saya mengisi sudah satu minggu ini BBM jenis primium selalu kosong, yang selalu ada hanya pertalite dan pertamax ,”ucap salah satu masyarakat tuba.”ungkapnya.
Ditempat yang lain salah satu warga menggala sebut saja mat ali mengeluhkan dengan kekosongan bahan bakar jenis primium yang ada di SPBU menggala,”setiap saya mengisi bahan bakar primium selalu kosong yang setiap saat selalu ada di SPBU ini hanya bahan bakar pertalite dan pertamax dan ini lah yang selalu di keluh kan masyarakat kususnya menggala ini.” Jelasnya
sedang kan di tempat yang lain Rusdi juga masih ada yang merasa kesusahan saat mengisi mobil dan motornya di SPBU terminal “saya sangat mengeluhkan tentang maraknya kekosongan premium di wilayah menggala kususnya SPBU terminal menggala ini dan masih banyak juga yang lain nya merasa mengeluh saat mengisi bahan bakar premium karena kalau memakai premium saya beli seharga 20 ribu bisa tiga sampai empat hari baru saya membeli lagi tapi kalau memakai pertalite 20 ribu itu gak akan penuh teng motor lagi, jadi otomatis tidak akan bisa sampai 3 sampai 4 hari saya harus beli lagi dan ini lah kerugian saya sebagai masyarakat miskin walau pun sedikit harus saya perhitungkan.”Paparnya.
Rusdi menambahkan, “Karena dalam 3 hari ini saya juga yang mengisi BBM bahan premium hari pertama dalam 3 hari ini mengisi BBM premium kosong dan hari ini jumat tanggal 02/6/17 jam 10 dini hari bahan bakar premium kosong, yang ada hanya pertalite dan pertamax, saat saya tanya bahan bakar peremium ini cepat sekali habis “salah satu pekerja SPBU terminal ini menyatakan tadi malam dan tadi pagi pagi sekali masih ada tapi sedikit jawab salah satu pekerja SPBU” ungkap nya warga.
Disini kuat dugaan masyarakat tulang bawang pihak SPBU ada permainan kepada pihak pengecor yang diduga kuat berlebihan untuk mengambil keuntungan lebih dari bahan bakar premium yang bersubsidi.
diharapkan kepada pihak yang berwajib agar dapat menindak lanjuti keluhan warga ini karena mengingat keputusan peresiden, republik indonesia harus di patuhi oleh pihak pertamina dan SPBU, bahan bakar premium bersubsidi ini diduga telah di salah gunakan untuk mencari keuntungan pribadi.
Masyarakat tuba mengetahui bahan bakar yang dikirim sebanyak 8 ton atau 8000 liter untuk SPBU terminal menggala ini, hal yang tidak mungkin akan habis dalam waktu satu hari dua malam saja, jika benar dan terbukti terdapat adanya unsur untuk mencari keuntungan pribadi dan terbukti telah menyalahi aturan.
Masyarakat mengharapkan kepada pihak yang berwenang agar segera menindak lanjuti keluhan warga menggala tersebut,” (Tim).
1,628 total views, 2 views today