GemalampungNew.com, Pringsewu – Kucuran Dana dari pemerintah pusat kepada masing-masing Desa yang jumlahnya sangat fantastis hingga mencapai 1 Milyar Rupiah lebih semata-mata bertujuan untuk membangun desa mulai dari infra-struktur sampai sumber daya manusianya. Namun tidak sedikit banyak ada oknum-oknum dari pimpinan desa berbuat kecurangan guna memperkaya diri sendiri.

Seperti yang ada di Pekon Mataram yang berada di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, dalam pelaksanaan pembangunan pekon baik sarana fisik maupun peningkatan sumber daya manusia melalui pemberdayaan menjadi sorotan. Secara kasat mata pembangunan dari anggaran yang ada sepertinya Terserap penuh seratus persen. Pun secara fisik secara keseluruhan pembangunan yang laksanakan terlihat baik. namun jika dicermati secara cermat prilaku pengunna anggaran seperti kucing kucingan.

Salah satu contoh pelaksanaan pembangunan yang dilaksakan oleh Pekon Mataram yaitu pembangunan telford atau Onderlag spanjang 1732 M yang terbagi di dua dusun Terindikasi dugaan Mark-up anggaran.

Saat tim wartawan media ini turun kelapangan ditemukan kejanggalan dalam Proses pembangunan, setiap pengelolan Dana Desa penganggarannya pada Pembangunan Infrastruktur yang diharapkan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat pekon tersebut.

Salah satu warga berinisal TM saat ditemui wartawan media ini dilapangan, Selasa (26/12) menberikan keterangan bahwa dalam pembangunan jalan tealford tersebut dalam proses pemasangan batu pada bagian dasar tidak diberi hamparan pasir sehingga batu yang terpasang mudah bongkah.

” Yang mengerjakan onderlagh memang seluruhnya adalah warga mataram, dan sepenglihatan saya saat mengerjakan awal pengerjaan tidak diberi hamparan pasir, setelah tanah diratakan kemudian batu disusun setelah digiling dan dipadatkan baru diberi hamparan pasir,” terang bapak bertubuh gempal ini.

Baca Juga :  Polsek Pagelaran Bagikan Takjil dan Masker Sambil Sosialisasi Protokol Kesehatan ke Masyarakat

“Soal penggilingan atau pemadatannya sepertinya hanya sekali lewat, kan bisa dilihat sendiri mas masih banyak batu yang nongol dan sekarang pasangan batu banyak yang lepas, padahal belum lama jalan ini dikerjakan,” tambahnya.

Tidak berbeda juga dengan apa yang disampaikan oleh Joni Iskandar salah satu warga yang ada di dusun mataram 1, juga dia mengaku dilibatkan dalam pekerjaan tersebut namun hanya mengerjakan pembuatan gorong-gorongnya saja tidak ikut mengerjakan pemasangan onderlagh, menurutnya waktu pelaksanaan pekerjaan onderlagh tersebut memang sebelum pemasangan batunya tidak adanya hamparan pasir terlebih dahulu, cuman kalau penguncian sisi kanan kirinya digali terlebih dahulu, soal pemadatannya menggunakan walles, namun digiling sekali lewat saja tidak berulang-ulang.

“Saya ikut kerja tapi hanya mengerjakan pembuatan gorong-gorongnya saja, kalau soal hamparan pasir sebelum pemasangan batunya tidak ada mas”terangnya Joni.

Hal ini dibantah oleh Wagino, saat ditemui di kediamannya Kepala Pekon Mataram ini dengan tegas bahwa pembangunan yang ada di pekonnya sudah sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan, bahkan kepala pekon mengaku bahwa waktu pelaksanaan setiap kegiatan pembangunan yang ada dipekon Mataram selalu turun langsung dilapangan.

Baca Juga :  Simpatisan Dan Stakeholder Yayasan Akar Indonesia Menggelar Aksi Gerakan Bebas Sampah

” untuk pembangunan onderlagh saya sebagai penangung jawab selalu turun langsung ke lapangan dan memperhatikan langsung proses pelaksaannya dan dilakukan apa adanya sesuai dengan juknis, untuk dasaran pasir habis sekitar 45 rit pasir sedangkan material batunya habis sekitar 100 rit. Kalau tidak percaya silahkan cek sendiri dilapangan, yang mengetahui persis soal  RAB adalah pak carik karena dia yang menyusun” Bantahnya

Mengenai adanya keterangan dari warga bahwa proses pelaksanaan pembangunannya tidak sesuai, Wagino menganggap itu merupakan kewajaran

” wajar kalau ada warga yang memberikan keterangan berbeda, ini pasti berkaitan dengan politik karena sebentar lagi ada pemilihan kepala pekon,” tampiknya.

Keterangan berbeda justru diberikan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Pekon Mataram Muhyadi mengatakan bahwa pembangunan onderlag tersebut memang pada bagian dasar tidak diberi hamparan pasir sesuai dengan RAB yang ada. Artinya keterangan ini berbeda dengan keterangan yang diberikan oleh kepala pekon. Saat ditanya mengenai soal berapa harga material, muhyadi banyak mengaku lupa kalau tidak melihat RABnya.

“Kalau soal hamparan pasir sebelum pemasangan batu onderlag memang tidak ada mas, karena tidak ada di RABnya, kita cuman mengikuti aturan yang sudah ada di RAB, kalau hal-hal yang lainnya semuanya sudah di RABnya mas”pungkasnya. (Tim)

 1,849 total views,  2 views today

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here