BERITA TERKINILAMPUNGTulang Bawang

Kesbangpol Tuba Gelar Kewaspadaan Deteksi Gangguan Gerakan Radikalisme ISIS

Gemalampung.com | Fakta,Akurat Dan Terpercaya
TULANG BAWANG | Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Tulang Bawang menggelar pertemuan dengan pembinaan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Kabuaten Tulang Bawang (Tuba), mengusung tema, dengan pembinaan FKDM kita tingkatkan kewaspadaan deteksi dini terhadap ganguan gerakan radikallisme isis gafatar dan gerakan sejenis, Tulang Bawang. Senin (9/12/2019).
Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Sosial Sekretariat Daerah Tulang bawang, Ahmad Suharyo, Kepala Badan Kesbangpol Tuba, Hamami Ria, Ketua MUI Tuba, Yantori, Muhammadiyah Tuba, Rasidin, Kemenag Tuba, GP Ansor Tuba, Yuhendra, KNPI Tuba, dan sejumlah anggota ormas lainnya.
Dalam sambuatanya, Asisten satu Ahmad Suharyo, menerangkan, radikalisme adalah suatu ideologi, gagasan atau paham dengan cara ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan, ekstrim. Inti dari tindakan radikalisme adalah sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan.
“Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat dan secara drastis serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku. Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal dapat melakukan cara apapun agar keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan mereka. Walaupun banyak yang mengaitkan radikalisme dengan Agama tertentu, pada dasarnya radikalisme adalah masalah politik dan bukan ajaran Agama,”ungkap Ahmad Suharyo.
Sementara itu, Kementerian Agama Tulang bawang, Epi, mengatakan, bahwa moderasi, sudah beberapa waktu lalu telah di intruksikan oleh Presiden Jokowidodo, untuk menangkal paham radikalisme, disetiap daerah di Tulang Bawang, dengan melihat gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan, penanggulangan secara dini.
“Kita sudah beberapa kali melakukan sosialisasi dimasyarakat, sejak tahun 2017 lalu, dengan melakukan bibingan masyarakat, dalam mengatasi radikalisme, untuk seluruh agama yang ada di Indonesia, agar jangan terpapar paham radikalisme,”terang Epi.
Sedangkan, Ketua majelis Ulama Indonesia (MUI) Tulang Bawang Yantori, mengatakan, bahwa FKDM ini terbentuk, agar dapat medeteksi dini perkembangan di masyarakat radikalisasi, dalam menjaring, menampung, mengkoordinasikan, mengkomonikasikan data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan.
“Karena radikal itu sudah ada sejak kita melakukan perlawanan dengan penjajah, kita tidak merdeka, kalau kita tidak radikal, tapi paham radikal yang dimaksud, adalah paham radikal yang salah, karena setiap keinginan di masyarakat tidak dapat dipenuhi, maka akan melakukan pembrontakan, dengan melakukan perbuatan yang menyalahi hukum,”tutur Yantori.
Penulis : (Idrus toha)

Loading

Bagaimana tanggapan anda?

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *