GemalampungNews.Com, Bandar Lampung – Anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar, Hardi Susilo, mengatakan membela negara merupakan sebuah kehormatan. Hal ini disampaikann di hadapan ratusan Resimen Mahasiswa (Menwa) se-Lampung, saat mengikuti Sosialisasi Empat Pilar MPR RI,  Minggu (8/10/2017).

 

Ia memberi contoh, banyak negara yang mengadakan wajib militer. “Tetangga kita Singapura, mengadakan wajib militer. Pertahanan negara tak mungkin hanya dilakukan oleh tentara saja,” ujar Hardi.

Untuk itulah Menwa diadakan. Sebagai alumni Menwa, Hardi menceritakan sejarah Menwa. Dikatakannya, resimen ini dirintis mulai 1959. Para jenderal yang sedang menempuh pendidikan di Amerika Serikat, berpikir tak mungkin prajurit diisi oleh jurusan militer saja. Dari pemikiran ini maka di berbagai kampus dilakukan pendidikan perwira cadangan atau Tentara Pelajar (Menwa)

Baca Juga :  SDN 3 PERUMNAS WAY KANDIS ADAKAN STUDY OUTSIDE THE CLASSROOM

 

Selanjutnya pada 1964, Jenderal Nasution membentuk kesatuan mahasiswa secara sukarela. Pendidikan ini dimassalkan, sehingga pendidikan militer ada yang wajib, ada pula yang sukarela.

 

Menjadi Perwira cadangan, diakuinya ada sebuah keinginan untuk mempunyai hak dan kewajiban yang sama ketika terjadi peperangan. Keberadaan Menwa selepas reformasi, menurut Hardi, berbeda masa sebelumnya. Pada masa Orde Baru, keberadaan Menwa berada di bawah SKB 3 Menteri. Dirinya pun ingin mengembalikan posisi Menwa seperti dulu. “Sekarang keberadaan Menwa diserahkan ke perguruan tinggi dan disamakan dengan kegiatan mahasiswa lainnya seperti olahraga, seni dan lain sebagainya,” ucap Hardi. (Red)

Baca Juga :  Sekda Provinsi Lampung Buka FGD Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Lampung

 1,819 total views,  2 views today

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here