LAMPUNG – Dinamika politik internal Partai Golkar Lampung kian panas menjelang Musyawarah Daerah (Musda) XI. Aroma intervensi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) mulai tercium, membuat kader di daerah resah akan tercabiknya mekanisme demokrasi partai berlambang beringin itu.
Wakil Ketua DPD Partai Golkar Lampung, Ismet Jayanegara, angkat suara lantang. Ia menilai langkah DPP yang diam-diam memanggil 15 Ketua DPD II ke Jakarta sebagai bentuk intervensi kasar.
“Demokrasi kekeluargaan yang dibangun Golkar dengan susah payah akan rusak kalau sampai DPP melakukan intervensi, apalagi intimidasi,” tegas Ismet, Sabtu (16/8/2025).
Ismet yang ditunjuk sebagai Sekretaris Steering Committee (SC) Musda menyebut kabar penetapan Ketua dan Sekretaris sebelum Musda sebagai manuver berbahaya.
“Tahapan Musda belum dimulai, tidak boleh ada ‘kocok bekem’ yang diputus sepihak,” katanya.
Sementara itu, Azwar Yacub, Wakil Ketua DPD Golkar Lampung Bidang Organisasi dan Kader, ikut menyoroti isu duet Hanan Rozak – Aprozi Alam yang santer beredar. Ia menegaskan, kabar itu tidak boleh dibiarkan liar tanpa klarifikasi.
“DPP atau Plt Ketua Golkar Lampung Adies Kadir harus memberi penjelasan. Jangan sampai kader di bawah merasa dipermainkan,” ujar Azwar.
Azwar bahkan memastikan akan berangkat ke Jakarta untuk meminta penjelasan langsung.
“Saya akan ke DPP memastikan kebenarannya,” tegasnya.
Gejolak ini menandai bahwa Musda XI Golkar Lampung bukan sekadar forum biasa, melainkan medan pertarungan antara demokrasi daerah dan dominasi pusat.
Jika intervensi benar terjadi, bukan hanya Golkar Lampung yang terbelah, tapi marwah partai secara nasional juga ikut dipertaruhkan.