Bandar Lampung – Suasana Aula Student Center Universitas Lampung, Sabtu pagi (6/9/2025), terasa berbeda. Puluhan mahasiswa baru yang duduk rapi, menyimak dengan penuh antusias. Mereka bukan sekadar peserta acara biasa, melainkan calon kru magang Teknokra, Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) tertua di Unila.
Di hadapan mereka, hadir sosok yang tak asing di dunia jurnalistik kampus maupun media profesional: Aprohan Saputra, M.Pd. Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Lampung itu kembali ke rumah lamanya, Teknokra, sebagai pembicara utama. Tema yang ia usung sederhana namun sarat makna “Menjadi Calon Kru Profesional & Cinta Teknokra.”
“Dulu saya duduk di posisi kalian. Semua proses pernah saya jalani. Deadline, revisi, rapat panjang, bahkan kritik tajam,” ujar Aprohan membuka materi, disambut senyum sekaligus rasa penasaran dari para peserta.
Alumni Teknokra periode 2010–2014 itu mengingatkan bahwa magang bukanlah formalitas.
“Magang di Teknokra adalah pintu masuk. Di sini kalian belajar bukan hanya menulis berita, tapi juga berpikir kritis, bekerja profesional, dan menjaga etika organisasi,” katanya.
Menurutnya, tantangan yang dihadapi calon kru akan nyata: deadline yang ketat, revisi berulang, dan diskusi panas di ruang redaksi. Namun, dari situlah jurnalis muda ditempa.
“Kru hebat tidak dilahirkan. Mereka ditempa dalam proses,” tegasnya.
Teknokra, lanjut Aprohan, telah menjadi mata dan telinga kampus selama puluhan tahun. Jejak alumninya kini tersebar luas: ada yang mengisi ruang redaksi media nasional, ada yang menjadi dosen, ada pula yang aktif di ruang publik sebagai pegiat literasi dan jurnalis independen.
“Kalau kalian serius menjalani proses ini, Teknokra bisa mengubah hidup kalian. Seperti yang ia lakukan pada saya dulu,” ujar jebolan Magister Pendidikan Unila yang kini juga menjabat GM Redaksi Lampung Newspaper – SaburaiTV Digital (Radar Lampung Group).
Suasana pembekalan semakin hangat saat sesi interaktif berlangsung. Para calon magang diajak menyampaikan harapan mereka, mengikuti ice breaking, hingga mengucapkan janji komitmen bersama.
“Saya siap ditempa, siap belajar, dan siap cinta Teknokra,” gaung suara peserta memenuhi aula.
Bagi Aprohan, momen itu menjadi pengingat bahwa semangat estafet organisasi terus berjalan.
“Teknokra tidak hanya tempat belajar menulis, tapi juga rumah bagi mereka yang ingin tumbuh,” pungkasnya sebelum sesi ditutup dengan tanya jawab dan foto bersama.
Kegiatan yang berlangsung dua hari, 6–7 September 2025, diharapkan menjadi bekal awal yang kuat bagi calon magang. Bukan hanya untuk menulis berita, tapi untuk menapaki jalan panjang sebagai jurnalis muda yang kritis, profesional, dan berjiwa organisasi. (*)