Dana BOS Diduga Diselewengkan, SDN 1 Taman Sari Membusuk Tanpa Perawatan

BERITA TERKINI Daerah LAMPUNG Tanggamus

Tanggamus — Dugaan penyimpangan Anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN 1 Taman Sari, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, kian menguat. Sejumlah sumber internal sekolah mengaku merasakan langsung adanya ketidakwajaran dalam pengelolaan anggaran tahun 2024–2025 tersebut.

Seorang sumber yang meminta identitasnya disembunyikan menyebut anggaran BOS sekolah cukup besar, namun kondisi sekolah tetap memprihatinkan.

“Anggaran BOS-nya besar, tapi sekolah tak ada perawatan. Banyak guru mengeluh karena kepala sekolah pelit. Setiap ada kegiatan di luar, kami harus pakai uang pribadi untuk transport,” ujarnya.

Pernyataan itu diamini sumber lain dari jajaran dewan guru. Ia menambahkan bahwa tahun lalu pembangunan dua ruang kelas justru dilakukan secara swadaya oleh komite dan wali murid, bukan dari dana BOS.

“Kalau ada workshop atau kegiatan di luar, kami keluar biaya sendiri. Gedung dua lokal yang dipakai untuk ruang kelas itu hasil swadaya komite dan wali murid,” ungkapnya.

Hasil uji informasi dan pengecekan langsung di lokasi memperkuat dugaan lemahnya penggunaan Dana BOS. Di SDN 1 Taman Sari ditemukan dua ruang kelas yang kondisinya sangat buruk, cat kusam, dinding papan lapuk, lantai semen kasar penuh lubang, serta atap asbes tua. Ruang belajar itu bahkan tampak seperti bangunan tak layak fungsi.

Selain itu, toilet siswa juga rusak berat akibat septic tank jebol dan tidak dapat digunakan selama hampir satu tahun. Menurut penjaga sekolah, fasilitas itu dibiarkan tanpa perbaikan.

Ketua Komite Sekolah, Marzuki, yang ditemui Selasa (11/11/25), menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah dilibatkan dalam pembahasan maupun pengelolaan Dana BOS.

“Kami tidak pernah tahu berapa total Dana BOS yang turun. Dalam musyawarah pengelolaan, komite tidak pernah dilibatkan. Bahkan informasi total dana yang diterima saja kami tidak tahu,” keluhnya.

Marzuki juga mengungkapkan pembangunan ruang kelas pada tahun 2024 murni hasil swadaya masyarakat.

“Sekolah hanya bantu Rp10 juta. Tahun ini mereka bantu lagi, tapi tak sampai Rp10 juta, mungkin sekitar lima jutaan untuk bangun gudang dari kayu, itu pun masih lantai tanah,” tambahnya.

Saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu (12/11/25), Kepala SDN 1 Taman Sari, Solihin, memilih irit bicara.

“Dana BOS sudah direalisasikan sesuai juknis. Kami juga sudah diperiksa Inspektorat dan BPK. Memang ada temuan, tapi sudah kami selesaikan,” ujarnya.

Ia mengklaim bahwa sebagian anggaran BOS diserahkan kepada komite untuk kegiatan sarana prasarana.

“Kalau komite bilang cuma dapat Rp10 juta itu tidak benar. Lebih dari itu. Bendahara yang paham, tapi hari ini tidak masuk,” katanya.

Namun pernyataannya tidak disertai rincian penggunaan anggaran maupun bukti alokasi yang transparan.

Dalam momen akhir wawancara, Solihin sempat memberikan amplop kepada awak media dengan alasan “sekadar untuk beli bensin”.

Namun gesture tersebut langsung ditolak tegas oleh tim wartawan.

“Maaf, kami tidak mencari bensin. Kami hanya butuh keterangan,” jawab tim media.

Dugaan penyimpangan anggaran BOS di SDN 1 Taman Sari kini menjadi sorotan. Minimnya transparansi, kondisi sekolah yang jauh dari layak, serta keluhan guru dan komite menjadi catatan serius atas kinerja kepala sekolah dan pengelolaan dana pendidikan.

Kasus ini menunggu tindak lanjut dari Inspektorat, Dinas Pendidikan, maupun aparat penegak hukum. (TIM/Subhan