Jauhi Paham Radikalisme Tingkatkan Wawasan Kebangsaan, Polri Jalin Silaturahmi dengan Masyarakat Waringinsari Barat

BERITA TERKINI LAMPUNG Pringsewu
[su_animate][su_animate][su_animate][su_animate][su_label type=”important”]Gemalampung.com | Fakta,Akurat Dan Terpercaya[/su_label][/su_animate]
PRINGSEWU | Guna menjauhi pemahamam radikal, yang seringkali melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan atau ekstrim. Hal ini Polri bersama tokoh dan Masyarakat Pekon Waringinsari Barat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, adakan jalinan silaturahmi dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan, bertempat di Balai Pekon Waringinsari Barat, Kamis (12/12/2019).
Keterangan Foto : Mewakili Kapolres Pringsewu, Kanit Intel IPTU H.Darwin berikan wawasan Kebangsaan kepada masyarakat Pekon Waringinsari Barat.
Kegiatan dihadiri Kapolres Pringsewu AKBP Andri Hamid Soemantri, SIK, diwakili Kasat Intel IPTU H.Darwin, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pringsewu, Ustad Munawir, Tokoh Muhammadiyah Rohmat Nawawi, Camat Sukoharjo Ediyanto, Kepala Badan Kesbangpol Pringsewu Sukarman, Katim Satgas Lampung, AKBP Renaldi, SIK, Kepala Pekon Waringinsari Barat Woto Siswoyo, serta diikuti para Tokoh Masyarakat dan Warga masyarakat setempat.
Woto Siswoyo Kakon Waringinsari Barat mengatakan dengan kegiatan pemahaman wawasan kebangsaan ini karena adanya beberapa kasus warga setempat yang menjadi terduga teroris.
“Dalam kurun waktu dari 2015-2019 ini, ada 6 warga Waringinsari Barat yang menjadi Napi Teroris. Dan kejadian ini menjadi menjadi sorotan masyarakat, bahkan sudah ada 14 lembaga yang turun tangan mengawasi paham radikal di sini. Harapannya, dengan adanya kegiatan ini bisa menghasilkan solusi guna menangkal masuknya aliran yang radikal,” ucap Kakon Waringsari Barat.
Sementara itu, Sekretaris MUI Kabupaten Pringsewu Munawir, saat menyampaikan materi mengatakan, saat ini banyak cara yang digunakan untuk memecah belah NKRI dengan menjual atas nama agama.
“Dulu kita belajar agama datang ke tempat ibadah, namun berbeda untukn sekarang ini sudah tidak perlu datang ke ahlinya yang faham agama. Saat ini dengan kecanggihan teknologi, masyarakat dengan mudah mengakses internet semua apa yang kita cari pasti sudah ada jawabannya, bahkan itu kadang kala bisa menyesatkan, sebab kita bukan bertanya pada ahlinya yang faham dengan agama. Untuk itu saya menghimbau, terhadap masyarakat agar hati-hati terhadap orang yang membawa-bawa atas nama agama,” imbaunya.
Kemudian pemateri kedua dari Tokoh Muhammadiyah, Rahmat Nawawi menyampaikan dalam materinya yakni ada 5 (lima) pilar untuk membangun wawasan kebangsaan, pertama ilmunya para ulama, kedua adilnya para pemimpin, ketiga ketaatan masyarakat dalam beribadah, keempat jujurnya para pedagang, dan yang kelima disiplinnya para pegawai. Dengan adanya kelima pilar tersebut bisa membangun diri masyarakat dalam wawasan kebangsaan.
“Masyarakat harus positif dengan diadakanya pembinaan hari ini, maka kita selaku masyarakat harus mengetahui secara resmi sumber dari mereka orang-orang yang kredibel, karena selama ini kita selaku masyarakat memahami wawasan kebangsaan itu dari pemahaman yang berbeda-beda, dan juga diharapkan masyarakat dengan diberikannya wawasan kebangsaan hari ini sebagai sebuah pencerahan dengan menjaga kesatuan dan persatuan,” imbuh Rokhmat Nawawi.
Mewakili Kapolres Pringsewu, Kasat Intel IPTU H.Darwin memberikan sambutan dalam silaturahmi tersebut. Dikatakannya, saat ini Pancasila sudah banyak dilupakan oleh kaum milenial. Kemudian Salah satu upayanya memberikan pemahaman terhadap generasi muda saat ini tentang wawasan kebangsaan dan Pancasila.
“Dengan adanya wawasan kebangsaan ini bisa kita pahami, salah satunya paham radikalisme yang harus kita jauhi. Maka
Masyarakat harus menyadari tentang bahayanya radikalisme, dan juga masyarakat supaya tidak terlibat dengan paham radikalisme, upaya kita tetap melakukan langkah-langkah dengan memberikan saran kepada kaum milenial untuk mengetahui tentang pancasila yang sebenarnya, karena memang saat ini kaum milenial sudah agak melupakan pancasila,” tandas IPTU.H. Darwin.
Penulis : (AF/Red)

Tinggalkan Balasan