Ummika Pringsewu Di Balik Kisah Inspiratif Sang Owner, Ternyata Ada Jeritan Karyawan yang Terinjak

BERITA TERKINI Daerah LAMPUNG Pringsewu

PRINGSEWU – Ummika Caffe & Resto, tempat nongkrong yang belakangan ramai disebut-sebut di media sosial, kini berada dalam pusaran kontroversi yang tak main-main. Di satu sisi, publik disodori narasi manis penuh inspirasi yaitu kisah perjuangan pemilik yang bangkit dari nol, menjual handphone demi modal, dan katanya, bahkan rela menahan lapar demi membeli bahan baku. Tapi di sisi lain, suara-suara dari dapur belakang tempat keringat dan air mata karyawan mengalir berteriak keras menuntut keadilan.

Sebuah media menayangkan kisah “heroik” owner Ummika, yang disebut memulai bisnis hanya bermodal Rp300 ribu, tanpa sokongan orang tua, dan perlahan menjadikan Ummika sebagai ikon kuliner Pringsewu. Dibalut narasi pencitraan tentang seafood segar, menu khas seperti “Ikan Raja Ganteng” hingga gurame dan cumi, diselipkan pula klaim “pemberdayaan masyarakat” dengan mempekerjakan 12 anak muda dari lingkungan sekitar.

“Bisnis ini harus jadi berkah, bukan cuma untuk saya, tapi juga orang lain,” ujar owner dalam wawancara manis itu yang diunggah media lain.

Namun yang terdengar di lapangan jauh dari kata berkah justru kutukan bagi banyak karyawannya.

AF, seorang sepupu dari eks karyawan Ummika, mengungkap kenyataan kelam yang berbanding terbalik. Keponakannya, seorang yatim piatu, katanya, harus menelan pahitnya realita, dua bulan kerja tanpa bayaran, dihina, dimaki, bahkan disebut “goblok” oleh sang pemilik.

“Ponakanku itu niat cari makan halal, malah dihina dan gak digaji. Manusia apa bukan tuh?” ujar AF geram.

Cerita lain datang dari NK, mantan karyawan yang kabur bersama teman-temannya dua minggu sebelum Lebaran 2024 karena sudah tak tahan ditekan. Mereka dituduh korupsi karena omzet sepi, disuruh bayar denda, dan bahkan KTP mereka ditahan.

“Kami bukan maling. Tapi KTP kami masih ditahan. Bahkan kami diancam mau dijadikan DPO polisi! Emang ini bisnis atau penjara?” tulis NK penuh kekesalan.

Satu demi satu testimoni korban bermunculan. Di Grup Facebook Pringsewu Community, berita berjudul “Tak Manusiawi, Owner Ummika Perlakukan Karyawan Bak Babu” meledak. Lebih dari 467 komentar memenuhi kolomnya, kebanyakan menceritakan pengalaman pahit bekerja di balik meja kasir dan dapur Ummika.

Vina Gizela Cayank, salah satu warga, menulis:
“Tetangga saya kerja satu bulan puasa, cuma digaji Rp100 ribu!”

Sementara Dita Septi Nurmala menambahkan:

“Karyawan salah kasih makanan, langsung diteriakin, ditolol-tololin di depan pelanggan. Malu banget, dan trauma pasti.”. ( )