Pringsewu — Sultan Sekala Brak Kepaksian Pernong, Brigjen Pol (Purn) Edward Syah Pernong, meresmikan Rumah Adat Banjakh Batin di Kabupaten Pringsewu. Peresmian tersebut menjadi momen bersejarah yang sarat makna persatuan dan penghormatan terhadap keberagaman budaya di Bumi Jejama Secancanan.
Dalam sambutannya, Sultan Edward mengaku bangga dan terharu, karena rumah adat ini dibangun oleh seorang kepala daerah yang bukan berasal dari keluarga adat Lampung, namun memiliki semangat kuat untuk merawat kebudayaan dan mempererat persaudaraan.
“Saya sangat bangga dan terharu. Baru kali ini ada kepala daerah yang bukan dari rumah adat Lampung, tapi justru berinisiatif mendirikan rumah adat sebagai tempat persemaian keberagaman. Ini langkah konkret untuk memperkuat persatuan dalam masyarakat yang majemuk,” ujar Sultan Edward, Rabu (8/10/25)
Menurutnya, pembangunan Rumah Adat Banjakh Batin merupakan bentuk kreativitas dan inovasi nyata dalam menjaga nilai-nilai budaya, bukan sekadar wacana atau seremonial belaka.
“Rumah ini saya beri nama Banjakh Batin. Dalam falsafahnya, ‘Banjakh’ berarti bersama, sedangkan ‘Batin’ adalah jiwa. Jadi, maknanya adalah kebersamaan dalam satu jiwa saling mendampingi dan menjaga kemuliaan,” jelasnya.
Sultan Edward juga menjelaskan, simbolisme rumah adat ini menjadi “payung keberagaman” tempat bernaung bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan asal-usul.
“Rumah ini adalah rumah kebanggaan masyarakat. Ia menjadi lambang bahwa kita bersatu dalam perbedaan. Inilah rumah bersama, rumah payung persatuan dan kesatuan,” ungkap Sultan.
Dalam kesempatan tersebut, Sultan Edward juga mengangkat Bupati Pringsewu sebagai adik dari Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak, sebagai bentuk penghargaan atas kepedulian terhadap kelestarian budaya Lampung.
“Saya angkat Bupati sebagai adik dari Kerajaan Sekala Brak. Semoga beliau selalu diberi kebaikan, karena yang dilakukan ini lahir dari ketulusan, bukan karena pilihan. Ini bukti nyata kecintaan terhadap budaya,” tutupnya.
Peresmian Rumah Adat Banjakh Batin ini diharapkan menjadi pusat kegiatan budaya dan simbol pemersatu masyarakat, sekaligus warisan bagi generasi mendatang untuk terus menjaga jati diri dan karakter Lampung yang berlandaskan nilai-nilai luhur. (Fijay)