Tanggamus – Asap tebal beraroma menyengat dari pabrik pengolahan bahan baku triplek di Pekon Sukamara, Kecamatan Bulok, Kabupaten Tanggamus, dikeluhkan warga sekitar. Aktivitas pembakaran limbah pabrik yang berlangsung hampir 24 jam itu disebut telah mencemari udara dan mengganggu kenyamanan masyarakat, terutama anak-anak balita.
Kepada Gemalampung.com, salah satu warga yang meminta identitasnya dirahasiakan menyampaikan keluhannya.
“Mohon izin, di Kecamatan Bulok ada pabrik triplek yang mencemari lingkungan akibat pembakaran sampah siang malam. Yang dibakar itu sisa-sisa serutan kayu hingga menimbulkan asap tebal, padahal di sekelilingnya padat penduduk dan banyak balita,” ujar warga tersebut, Rabu (6/11/2025).
Ia menambahkan, warga tidak tahu harus mengadu ke mana, karena pabrik tersebut diketahui milik warga desa setempat.
“Kami rakyat kecil tidak tahu kemana harus menyampaikan keluhan kami. Justru yang punya pabrik itu orang desa kami sendiri. Kami hanya bisa membatin dalam hati, tidak bisa berbuat apa-apa,” imbuhnya.
Warga itu juga mengungkapkan bahwa pabrik triplek yang dimaksud diduga milik mantan anggota DPRD Tanggamus, Teguh Ciptawan, yang juga dikenal sebagai pemilik PD Maju Jaya, sebuah toko bangunan di wilayah setempat.
“Pabriknya baru, gak ada nama, tapi bosnya itu punya toko bangunan PD Maju Jaya. Katanya, dia mantan anggota DPRD Kabupaten Tanggamus,” bebernya.
Pantauan warga di lapangan, asap hasil pembakaran limbah sering kali menutupi permukiman, terutama pada malam hari. Selain menimbulkan bau tak sedap, sejumlah warga juga mengeluhkan perih di mata serta gangguan pernapasan ringan akibat paparan asap tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Teguh Ciptawan saat dikonfirmasi oleh Gemalampung.com melalui telepon watshap tidak secara tegas membenarkan maupun membantah aktivitas pembakaran limbah di pabriknya. Ia justru meminta agar pihak media dan masyarakat melihat langsung ke lokasi pabrik sebelum menarik kesimpulan.
“Jangan cuma dapat informasi sepotong-sepotong. Turun ke sini, lihat pabriknya. Ini pabrik kayu apa triplek, supaya jelas,” ujar Teguh Ciptawan, dengan nada kasarnya sembari menutup telepon. (Tim Redaksi)

