PRINGSEWU – Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Secancanan Pekon Sukaratu, Tholib Buana, angkat bicara keras soal bobroknya pembangunan irigasi yang tengah dikerjakan Balai Besar Way Sekampung.
Menurutnya, kondisi pekerjaan di lapangan jauh dari kata layak. Pemasangan precast asal tempel, banyak sambungan dibiarkan menganga tanpa nat, serta ketiadaan papan informasi membuat petani semakin ragu terhadap kualitas proyek.
“Ini proyek untuk siapa sebenarnya? Kalau dikerjakan asal-asalan begini, justru kami petani yang akan menanggung akibatnya. Baru jadi saja sudah kelihatan cacat, bagaimana nanti saat air deras mengalir,” kecam Tholib.
Ia menegaskan, irigasi adalah urat nadi pertanian. Ketika proyek dilakukan tanpa memperhatikan standar teknis, dampaknya langsung dirasakan oleh petani.
“Kami bukan meminta lebih, hanya minta pekerjaan sesuai aturan. Kalau uang negara habis tapi bangunan cepat rusak, yang rugi bukan hanya petani, tapi seluruh rakyat,” tambahnya.
Tholib juga menyoroti hilangnya transparansi dalam proyek tersebut karena tidak adanya papan informasi.
“Ini melanggar aturan. Petani dan masyarakat berhak tahu nilai anggaran, siapa yang mengerjakan, dan sampai kapan proyek ini dikerjakan. Kalau sejak awal sudah ditutup-tutupi, jelas ada yang tidak beres,” tegasnya.
Gapoktan menuntut Balai Besar Way Sekampung segera turun tangan, mengevaluasi pekerjaan, dan memperbaiki setiap kerusakan yang muncul.
“Kami tidak mau lagi jadi korban proyek asal jadi. Jangan sampai irigasi yang seharusnya menyelamatkan pertanian malah jadi bumerang bagi kami,” pungkasnya. (Tim)