[su_animate][su_animate][su_animate][su_label type=”important”]Gemalampung.com | Fakta,Akurat Dan Terpercaya[/su_label][/su_animate]
PRINGSEWU | Dalam rangka memperkenalkan dan mendekatkan kehadiran museum kepada publik, UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung gelar sosialisasi gerakan nasional cinta museum (GNCM) dan PP nomor 66 tahun 2015 tentang permuseuman dalam rangka Museum Masuk Desa (MMD 2019).
Program Museum Masuk Desa 2019 ini juga sebagai upaya untuk hadir langsung ditengah masyarakat, demikian diutarakan oleh Kepala UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung Budi Supriyanto, Kamis (30/10/2019).
“Sehingga masyarakat bisa mengetahui apa yang menjadi tugas dan fungsi museum”, jelas Budi saat meninjau pameran mini yang diselenggarakan di lokasi sosialisasi yang bertempat di Balai Pekon Ambarawa Barat, Kecamatan Ambawara, Kabupaten Pringsewu.
Pada pameran mini tersebut juga ditampilkan beberapa koleksi sebagai bentuk dari kegiatan untuk memperlihatkan kepada masyarakat koleksi milik museum Lampung.
“Diantaranya adalah peninggalan sejarah Lampung dari jaman pra sejarah. Paling tua ada koleksi kelompok arkeologika yang berkaitan dnegan ilmu arkeologi, terbagi atas 3 kelompok: pra sejarah , Hindu Budha dan Islam”, paparnya.
Kemudian juga dari kelompok etnografi, ada kain. Dari Kelompok numismatika ada stempel dan mata uang. Dan juga dari kelompok filologika ada tulisan dan naskah kuno, gelumpai (naskah yang ditulis di atas bambu) yang berisi tentang kisah atau syair cinta.
Disamping itu di PP nomor 66 tahun 2015 disampaikan untuk menghimbau bahwa masyarakat bisa membuat museum sendiri, baik itu dalam komunitas adat atau kelompok-kelompok desa yang sekiranya memiliki potensi yang berkaitan dengan cagar budaya.
“Tujuannya adalah agar cagar budaya bisa terjaga dan bisa dijadikan bahan belajar untuk masyarakat maka masyarakat diperbolehkan untuk membuat museum”, tegasnya.
Sementara itu Camat Ambawara Moudy Ary Nazolla sangat mengapresiasi dan sangat berbesar hati karena Kecamatan Ambawara mendapat kunjungan dari UPTD Museum Provinsi Lampung pada acara MMD 2019 ini.
“Mengenal lebih tentang museum menjadi arti penting khususnya untuk anak-anak kita. Kalau kita belum tahu apa isi museum, kita belum tau bagaimana sejarah nenek moyang. Dengan begitu saya berharap kita dapat meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa kita khsusunya suku kita suku Lampung, ternyata nenek moyang suku Lampung dari dulu sudah mempunyai tingkat intelektual yang luar biasa, contohnya peninggalan bejana perunggu yang sudah ada pada 500 SM itu”, ungkap Moudy saat melihat-lihat pameran mini milik Museum Lampung yang menampilkan beberapa peninggalan sejarah asal-usul suku Lampung.
Kedepannya Moudy berharap akan ada feed back usai gelaran museum masuk desa ini.
“Saya menghimbau untuk anak-anak sekolah agar berkunjung ke museum, juga ke masyarakat dan tokoh masyarakat yang kami undang hari ini harapan kami masyarakat itu tahu apa sih barang-barang yang memiliki nilai sejarah, jangan sampai ada barang yang memiliki nilai sejarah yang tinggi malah hilang rusak dan malah diambil oleh pihak luar”, tukasnya. (BM)