PRINGSEWU | Museum Negeri Provinsi Lampung gelar sosialisasi gerakan nasional cinta museum (GNCM) dan PP nomor 66 tahun 2015 tentang permuseuman dalam rangka Museum Masuk Desa (MMD 2019).
Sosialisasi ini bertempat di GSG Pekon Ambarawa Barat, Kecamatan Ambawara, serta dihadiri oleh Camat Ambarawa Moudy Ary Nazolla, kepala pekon, tokoh adat, tokoh agama, guru-guru bidang studi sejarah, tokoh pemuda dan karang taruna, Kamis (31/10/2019).
Ketua panitia pelaksana kegiatan Muhammad Irzal Nawawi dalam laporannya mengatakan “Museum Masuk Desa tahun 2019″ merupakan bagian dari kegiatan bantuan operasional penyelenggaraan museum.”Kegiatan ini diharapkan dapat memperkenalkan dan mendekatkan kehadiran museum kepada publik sehingga dapat mendorong pelestarian cagar budaya di Provinsi Lampung”, ujar Irzal.
Kemudian sambutan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Sulpakar yang diwakili oleh Kepala UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung Budi Supriyanto mengatakan, Disdikbud Provinsi Lampung melalui UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung selalu berupaya mendorong kepedulian masyarakat terhadap museum.
“Untuk dapat mewujudkan hal tersebut harus diawali dari pihak museum dengan melakukan pendekatan dan upaya jemput bola atau hadir di tengah masyarakat untuk memperkenalkan kekayaan budaya Lampung”, papar Budi.
Untuk itu sebagai upaya mendekatkan diri kepada masyarakat , UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung melakukan kegiatan Museum Masuk Desa (MMD 2019).
Acara ini juga diisi dengan sosialisasi gerakan nasional cinta museum dan peraturan pemerintah nomor 66 tahun 2015 tentang permuseuman. Disamping itu juga nanti malam akan dilakukan pemutaran film yang dapat menghibur masyarakat dan memiliki nilai untuk memperkuat karakter kebangsaan melalui mobil bioskop keliling.
“Diharapkan dengan upaya museum masuk desa , tugas dan fungsi museum menjadi lebih dikenal oleh masyarakat sehingga dapat mendorong kepedulian masyarakat terhadap upaya pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan cagar budaya yang dikelola museum”, tegasnya.
Kedepan diharapkan dapat dikembangkan suatu bentuk hubungan yang mengarah pada sahabat museum yang akan menjadi mitra bagi museum untuk mendorong pemanfaatan museum sebagai pusat informasi sejarah dan kebudayaan Lampung. (BM)
