Tubaba Art Festival ke-9 Digelar 31 Oktober hingga 1 November 2025 di Ulluan Nughik

BERITA TERKINI Daerah LAMPUNG Tulang Bawang Barat

Tulang Bawang Barat — Tubaba Art Festival (TAF) ke-9 akan berlangsung pada 31 Oktober hingga 1 November 2025 di Kota Budaya Ulluan Nughik, Tulang Bawang Barat. Tahun ini, festival tersebut mengusung tema “Machine of Memory” yang menyoroti hubungan antara ingatan, sejarah, dan masa depan melalui karya seni.

Festival ini merupakan hasil kerja sama Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata dengan berbagai lembaga kebudayaan independen, di antaranya Sekolah Seni Tubaba. Sejak tahun 2023, TAF juga mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia melalui platform Karisma Event Nusantara (KEN).

TAF pertama kali digelar pada tahun 2016 sebagai hasil akhir dari kegiatan Kelas Kesenian Tubaba (kini Sekolah Seni Tubaba). Seiring waktu, festival ini berkembang menjadi ruang pertemuan antara warga dan seniman lintas daerah hingga internasional.

Rangkaian kegiatan tahun ini dimulai dengan Pesta Sastra Tubaba yang diselenggarakan Sekolah Seni Tubaba pada Jumat (31/10). Acara tersebut menjadi wadah penguatan komunitas sastra dan didukung oleh Kementerian Kebudayaan RI.

Kegiatan meliputi pembacaan puisi, kompetisi baca puisi berhadiah ayam jago, serta pembagian buku sastra gratis. Dua karya sastra yang dibahas dalam forum tersebut adalah “Rahasia Kesaktian Raja Tua” karya Zen Hae dan “Empedu Tanah” karya Inggit Putria Marga. Pembicara yang hadir antara lain Arman Az (sejarawan Lampung) dan Hilmi Paiq (Redaktur Budaya Kompas).

Upacara pembukaan festival akan berlangsung pada Jumat sore pukul 16.00 WIB. Sejumlah penampilan disiapkan, di antaranya Tari Nenemo, tari anak-anak, serta tari kontemporer “Tubuh Tapis” karya koreografer Ahmad Susantri.

Selain pertunjukan seni, festival ini juga menghadirkan Pasar Jenama (UMKM Tubaba), Pameran Seni Rupa Disabilitas “SETARA”, Pameran Arsip Tubaba Cerdas, Lapak Baca dan Kemah Literasi, serta berbagai lokakarya seperti keramik dan sablon (screenprint).

Pada hari kedua, kegiatan dibuka dengan Diskusi Publik “Pemberdayaan Ruang Kreatif” bersama Dharma Setyawan dari Ruang Kreatif Payungi Metro. Sore harinya akan digelar pertunjukan musik dari Kelas Musik Sekolah Seni Tubaba dan teater musikal anak “Bunian dan Kisah-Kisah Sebelum Tidur.”

Puncak acara akan dimeriahkan oleh penampilan musik dari Orkes Gajah Duduk, Orkes Bada Isya, dan Banda Naira.

Tubaba Art Festival tahun ini diharapkan dapat menjadi ruang belajar sosial dan kebudayaan yang mendorong kesadaran warga bahwa seni bukan sekadar hiburan, tetapi cara hidup yang menumbuhkan nilai Nemen, Nedes, Nerimo, Setara, Sederhana, dan Lestari (Nenemo SSL). (Redaksi)